Pentingnya Memperpanjang Wudhu

Suci, merupakan jati diri Islam, seorang muslim hendaknya menjadi makhluk yang suci lahir batin, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an dan Hadits berikut :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya  (ikhlash, suci dari tujuan selain kepada Allah semata)dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus". (QS.Al-Bayyinah :4)

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي وَضُوئِهِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, jangan mencelupkan tangannya ke tempat
wudlunya sehingga dia mencuci tangannya sebanyak tiga kali, karena salah seorang dari kalian tidak tahu di mana tangannya bermalam."

Hadits dan ayat diatas mengajarkan kepada kita akan pentingnya suci jasmani dan rohani. kesucian jasmani merupakan penunjang kesucian rohani, kesucian rohani tidak sempurna jika jasmaninya tidak suci. contoh sholat adalah ibadah untuk mensucikan rohani, sholat tidak diterima, kecuali sebelumnya berwudhu, Allah berfirman :
6. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur". (QS. al-Maidah : 6)
[403]. Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.    
[404]. Artinya: menyentuh. Menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi.
karena itu, menjaga atau memperpanjang wudhu, merupakan hal yang penting dalam memelihara kesucian rohani kita. memeperpanjang wudhu artinya senantiasa agar kita berwudhu kembali ketika kita berhadats kecil walaupun tidak hendak mengerjakan sholat. alkisah Bilal bin Rabbah, muadzin Rasulullah pernah dikabarkan oleh Rasul, bahwa beliau mendengar suara terompah Bilal di surga, padahal pada waktu itu Bilal masih hidup. ketika ditanya kiat apa yang menjad  penyebab beliau dijamin masuk surga ?, jawab Bilal,"saya senantiasa menjaga dan memperpanjang wudhu'". Begitu juga para sahabat dan shahabiyah yang lain senantiasa memelihara dan memperpanjang wudhu'nya. diriwayatkan Fathimah binti Rasulullah, ketika mendekati ajalnya beliau sudah berwudhu, mandi besar dan menyiapkan kafan di dekatnya lalu berpesan agar nanti kalau beliau meninggal dikafani dengan kain tersebut dan menceritakan bahwa beliau sudah wudhu dan mandi, sehingga ketika beliau wafat, tinggal mengkafani dan menyolatkan. Subhanalloh.

Lalu bagaimana dengan kita ? adakah kita berusaha menjaga danmemperpanjang wudhu kita ? marilah kita meneladani para pendahulu kita yakni Rasul, sahabat dan salafussaleh, sehingga kita diakui sebagai ummatnya.Tidaklah layak, seorang muslim tapi tidak menjaga kesucian, baik suci lahir maupun batin, karena Allah menghendaki kita kembali dalam keadaan suci.
Firman Allah : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],(QS, ar-Ruum : 30)
[1168]. Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar